Kamis, 23 September 2010

PERHATIAN PROF.JUDITH SCHELE JERMAN KEPADA ADAT - BUDAYA MALUKU

Suatu hal yang sangat menarik ketika seorang Guru Besar Kebudayaan - Antropology Universitat Fruiburg German - Yth. Profesor. DR. Judith Schele datang ke Jakarta sengaja ingin bertemu dengan Raja Samu Samu VI. De Laatstse Van Koning Stamboom Abubu - Nusa Laut. Maluku - YM. Upu Latu M.L. Benny A. Samu Samu, Ketua Umum LEPPA - MALUKU - YM. Boetje Balthazar, Sekretaris Umum LEPPA - MALUKU - Yth. Ridwan Syarif, Humas LEPPA - MALUKU - Yth. Chairman G. Tutupary, dan Putra Raja Samu Samu VI - YM. Adam Abdurochim Samu Samu, pada hari Rabu, 22 September 2010, bertempat di Aryaduta Hotel - Jakarta. Kehadiran Guru Besar Universitat Fruiburg German ke Indonesia sebenarnya sudah berjalan kurang/lebih sejak tahun 1990 sampai sekarang dalam rangka kerjasama dalam bidang Kebudayaa dan Antropology antara Universitat Fruiburg German dengan Universitas Gajah Mada - Yogyakarta. Namun sejak Yth. Prof.DR. Judith Schele mengenal Raja Samu Samu VI pada bulan Februari 2010 lalu, saat acara "IMLEK" di Taman Mini Indonesia Indah - Jakarta, Yth. Prof.DR. Judith Schele sangat tertarik terhadap Adat dan Budaya serta sejarah tentang Kerajaan dan Kesultanan Nusantara, sehingga Yth. Prof.DR. Judith Schele dipastikan akan menghadiri FESTIVAL KERATON NUSANTARA VII - 2010, yang kan diselenggarakan di Kota Palembang, 26 Nipember sampai 28 Nopekmber 2010 mendatang. Dan ketika Raja Samu Samu VI memberitahukan tentang rencana kegiatan "PAGELARAN ADAT - BUDAYA PULAU PULAU PERBATASAN PROVINSI MALUKU" yang akan diselenggarakan oleh LEPPA - MALUKU,yang hasil pertemuan Koorinasi dengan Direktorat Budaya dan Politik, Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, pada hari ini; Rabu, 22 September 2010, bahwa kegiatan akan dilaksanakan pada thari Sabtu dan Minggu, anggal 13 - 14 Nopember 2010 mendatang, di Kota Ambon, maka Yth. Prof. DR. Judith Schele langsung menanggapinya dengan positif, yang menyatakan kemungkinan akan hadir pada acara di Maluku, selanjutnya Yth. Prof.DR. Judith Schele menyampaikan bahwa baru mengetahui tentang kekayaan Adat dan Kebudayaan serta potensi yang ada di Maluku dari Raja Samu Samu dan Ketua Umum LEPPA - MALUKU, sehingga dijelaskan oleh Yth. Prof. DR. Judith Schele kalau sekarang ini Lembaga Ilmu Sosial dan Budaya dari Jerman telah bekerjasma dalam bidang Penelitian pada Daerah Manado, Makassar dan Yogyakarta, maka Yth. Prof.DR. Judith Schele kerjasama mendatang akan mengusulkan untuk daerah Maluku. Dalam kesempatan tersebut Yth. Prof.DR. Judith Schele mengharapkan agar dalam acara kegiatan "PAGELARAN ADAT - BUDAYA PULAU PULAU PERBATASAN PROVINSI MALUKU" tersebut tidak hanya sekedar menampilkan tarian - pakaian dan kearifan lokal saja yang akan membosankan, tetapi lebih mengangkat tentang kearifan lokal secara keseluruhnya, walaupun tidak cukup waktu lagi dengan adanya Seminar atau Dialog inter-aktif, sehingga akan membuka dan memberikan wawasan kepada semua pihak yang hadir untuk mengetahui keberadaan Adat - Istiadat dan Kebudayaan yang ada di Maluku. Dijelaskan oleh Yth. Prof. DR. Judith Schele bahwa lebih enak melakukan Penelitian kepada orang yang masih hidup dibandingkan melakukan Penelitian pada benda - benda yang tidak hisup, karena adanya komunikasi dua arus yang menjadi data yang diperoleh; walaupun keterangan yang diperoleh belum tentu benar seluruhnya atau sebagian, berbeda dengan Penelitian pada benda - benda yang tidak mendapat keterangan secara langsung, bisa saja orang yang menerangkan benda tersebut sebenarnya tidak mengetahui juga atau seakan - akan mengetahui dan memberikan keterangan seadanya yang masih diperlukan klarifikasi keakurasiannya.

Pada kesempatan lain Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal Maluku - YM. Etha A. Hentihu; selaku Dewan Pendiri LEPPA - MALUKU, menyampaikan agar Adat dan Kebudayaan Maluku harus diangkat tidak hanya di Maluku, tetapi dari diangkat juga dari luar Maluku, karena dengan demikian Maluku akan dapat diketahui oleh semua masyarakat Indonesia, sehingga diharapkan Pemerintah dan masyarakat Maluku harus saling dukung - mendukung berkaitan dengan bagaimana yang terbaik untuk mengangkat Citra, Adat dan Kebudayaan Maluku yang dahulu kala cukup dikenal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar